24Pengertian Internet menurut Para Ahli. Reviewed by Sutiono S.Kom., M.Kom., M.T.I. Internet atau yang merupakan kependekan dari Interconnection Network, atau banyak juga yang menyamakannya dengan istilah International network adalah suatu konsep jaringan yang sangat luas, dan berlaku secara internasional. Itu artinya, setiap komputer yang ada
JAKARTA, - Istilah globalisasi mungkin sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Globalisasi sendiri berasal dari kata "global" yang artinya meliputi seluruh dunia atau secara keseluruhan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI globalisasi adalah proses masuknya ke ruang lingkup menurut buku Terampil dan Cerdas Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas VI karya Sanusi Fattah dkk, globalisasi adalah suatu proses yang menempatkan masyarakat dunia dapat menjangkau satu dengan yang lain atau saling terhubungkan dalam semua aspek kehidupan, baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, teknologi maupun lingkungan. Baca juga Apa yang Dimaksud dengan Negara Dunia Ketiga? Dengan adanya globalisasi, dunia yang begitu luas dan jarak antarnegara yang jauh tidak lagi menjadi penghalang untuk saling berhubungan. Proses globalisasi sendiri didukung oleh kemajuan teknologi informasi, komunikasi, dan transportasi. Dengan adanya kemajuan tersebut hubungan antarmanusia menjadi lebih mudah. Misalnya saja, jika kamu ingin berbicara dengan temanmu di luar negeri. kamu dapat menggunakan telepon tanpa harus jauh-jauh menemuinya. Dahulu orang berkomunikasi melalui telegram dan surat biasa yang memerlukan waktu lama. Sekarang kita dapat menggunakan internet yang lebih mudah dan cepat. Ciri-Ciri Globalisasi Mengutip buku Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI Kelas IV karya Arif Julianto Dkk, terdapat beberapa tanda terjadinya globalisasi. Berikut uraiannya Batas Antar Negara Semakin Menipis Di dunia ini terdapat lebih dari dua ratus negara. Tiap-tiap negara memiliki wilayah dan batas negara tertentu. Oleh karena pengaruh globalisasi, batas wilayah antarnegara menjadi hal yang tidak penting lagi. Setiap orang pada zaman sekarang bisa mendapatkan informasi di luar batas negaranya. Perkembangan teknologi dan komunikasi menjadi penyebab hilangnyabatas-batas negara tersebut. Sekarang orang dengan mudah dapat menghubungi kerabat atau temannya yang berada di negara lain dengan menggunakan telepon. Informasi Mudah Menyebar Proses globalisasi memungkinkan penyebaran informasi menjadi lebih mudah dan cepat. Berbagai peristiwa sekecil apa pun sekarang dapat diterima di semua tempat dan oleh semua orang. Globalisasi memudahkan setiap negara dan setiap orang menunjukkan diri pada seluruh dunia. Prestasi yang dimiliki seseorang dapat dengan mudah disebarluaskan di seluruh penjuru dunia. Media yang digunakan antara lain internet dan televisi. Kegiatan Perdagangan Semakin Luas Kegiatan perdagangan terus berkembang akibat pengaruh globalisasi dibidang ekonomi. Kegiatan ekonomi dan perdagangan di dunia menjadi semakin terbuka melintasi batas-batas wilayah sebuah negara. Tidak hanya itu, kegiatan ekonomi sekarang ini juga menyangkut masalahperpindahan tenaga kerja. Pada era global tenaga kerja dapat memilih bekerja di negara mana pun sesuai dengan keinginan dan kemampuannya. Baca juga Apa Itu Blue Chip, Middle Cap, dan Small Cap Dalam Investasi Saham? Dampak Globalisasi Ilustrasi dampak globalisasi bagi Indonesia Bagai pisau bermata dua, globaliasi juga membawa dampak positif dan negatif dalam kehidupan masyarakat. Untuk itu, dalam penerima globaliasasi ada baiknya kita bersikap bijaksana, waspada, antisipatif dan selektif. Berikut dampak positif dan negatif dari globalisasi Dampak Positif Masyarakat Semakin Maju Globalisasi menyebabkan masyarakat dengan mudah menerima berbagaiteknologi baru dari negara lain. Perkembangan teknologi semakin meluashingga ke seluruh motor, dan barang-barang elektronik semakin mudah didapatkan. Perkembangan teknologi di satu tempat dengan mudah segera ditiru di tempat lain. Penemuan dan perkembangan teknologi menyebabkan kemajuan pada kehidupan masyarakatnya. Semangat Kerja Meningkat Salah satu akibat dari globalisasi adalah persaingan yang semakin harus berjuang untuk sejajar dengan negara maju. Kita harus berjuang agar masyarakat tetap bertahan pada era global. Persaingan tersebut harus dihadapi dengan semangat untuk belajar. Sebab, nantinya saingan kamu akan berasal dari negara-negara lain. Kita tidak mungkin berpangku tangan hanya pasrah pada nasib. Saatnya kini mengembangkan diri untuk meraih prestasi. Jika tidak negara kita akan semakin tertinggal. Ruang Sosial Makin Terbuka Berkat kemajuan teknologi manusia dapat berkomunikasi dengan fasilitas-fasilitas yang ada kamu dapat membuka luas pergaulanmu di seluruh penjuru dunia. Dengan e-mail, chatting, telepon, dan video call kamu dapat “menjumpai” teman-temanmu, bahkan yang berada di luar negeri sekalipun. Kamu tidak perlu pergi jauh-jauh, cukup gunakan fasilitas-fasilitas tersebut, komunikasi pun lancar. Pertukaran Budaya Globalisasi menyebabkan budaya asing masuk dalam budaya suatu negara dengan mudah. Dengan begitu, budaya suatu negara dapat terserap dengan mudah di negara lain. Pasar Semakin Luas Globalisasi ekonomi menyebabkan hasil produksi dalam negeri dapat dijual di luar negeri. Setiap negara dapat memperoleh pasar yang jauh lebih luas. Akan tetapi, ada syaratnya, yaitu produk tersebut harus mempunyai daya saing tinggi. Dampak Negatif Globalisasi Membanjirnya Produk Luar Negeri Dalam globalisasi kamu akan dihadapkan pada berbagai produk luar negeri. Mulai dari berbagai barang elektronik, mobil, dan motor adalah produk milik perusahaan di luar negeri. Jumlah penduduk Indonesia yang banyak sangat potensial untuk menjadi sasaran pasar berbagai produk luar negeri. Ditambah lagi pada era global hambatan perdagangan antarnegara menjadi semakin terbatas. Harga barangbarang menjadi lebih murah. Hal tersebut menyebabkan produk dalam negeri semakin tersisih. Kegiatan produksi dalam negeri menjadi terabaikan. Ketergantungan Terhadap Negara Maju Negara berkembang termasuk Indonesia biasanya belum siap menghadapi globalisasi. Sarana dan prasarana ekonomi di negara berkembang masih kurang. Oleh karena itu, negara berkembang akan berlomba-lomba mencari pinjaman modal kepada negara maju. Akibatnya, negara maju yang memberi pinjaman dapat mengelola sumber daya di negara berkembang dengan bebas. Umumnya negara berkembang masih menjadi korban dengan adanya globalisasi. Oleh karena itu, setiap negara mulai mengembangkan diri untuk meningkatkan daya saingnya. Lapangan Kerja Semakin Sempit Globalisasi menyebabkan banyak tenaga kerja asing dengan mudah masuk ke dalam negeri. Mereka datang sebagai tenaga ahli yang menguasai berbagai bidang kehidupan. Hal tersebut jelas mengurangi kesempatan kerja bagi tenaga kerja dalam negeri. Persaingan kerja semakin meningkat. Tenaga kerja Indonesia tidak hanya bersaing dengan tenaga kerja dalam negeri. Mereka harus memperhitungkan masuknya tenaga kerja asing. Kerusakan Lingkungan Hidup Tuntutan kemajuan mengharuskan negara-negara melakukan berbagai cara. Salah satunya dengan usaha mengeksploitasi sumber daya tanpa perlu mempertimbangkan kerusakan lingkungan yang ditimbulkannya. Akibatnya, polusi udara semakin merajalela. Pencemaran semakin tidak terkendali. Belum lagi sumber daya alam banyak yang rusak. Alam pun akhirnya menjadi korban globalisasi. Nilai-Nilai Sosial Semakin Hilang Masuknya budaya Barat dan semakin sibuknya setiap orang mengejar kemakmuran menyebabkan nilai-nilai sosial semakin memudar. Masyarakat semakin mementingkan diri sendiri. Nilai kebersamaan dalam gotong royong dan musyawarah sudah mulai hilang. Orang sibuk bekerja setiap hari sehingga kurang peduli dengan lingkungan sekitar. Masyarakat yang hidup dalam semangat kegotongroyongan bergeser menjadi masyarakat individualistik yang hanya mementingkan kebutuhan pribadi. Norma, budaya, dan tradisi masyarakat juga berubah. Baca juga Apa yang Dimaksud Dengan Middle Income Trap? Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. TeoriKeynesian, adalah suatu teori ekonomi yang didasarkan pada ide seorang ekonom Inggris abad ke-20, John Maynard Keynes. Pandangan Keynes sering dianggap sebagai awal dari pemikiran ekonomi modern. Keynes banyak melakukan pembaharuan dan perumusan ulang doktrin-doktrin klasik dan neo-klasik. Kita semua sudah tahu bahwa, analisis klasik bertumpu pada masalah-masalah mikro. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Globalisasi yang mulai dicanangkan sejak abad ke-20, menjadikan masyarakat dunia harus siap menghadapi pengaruh luar terhadap seluruh aspek kehidupan negara. Tidak terkecuali aspek budayanya, yang mana kemudian disebut dengan globalisasi budaya. Globalisasi budaya merupakan penyebaran gagasan, makna, dan nilai ke seluruh dunia dengan cara-cara tertentu untuk memperluas dan memepererat hubungan sosial. Proses globaliasasi ditandai dengan konsumsi budaya bersama melalui media. Perkembangan pesat proses globalisasi budaya ini didukung oleh kecepatan dan kemudahan dalam akses arus informasi dan komunikasi. Namun hal ini menjadi implikasi karena pada kenyataannya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu dikuasai oleh negara-negara maju. Negara maju identik dengan negara barat, dan merekalah yang menjadi pengontrol dan penggerak utama komunikasi internasional. Selain itu komunikasi dan transportasi internasional juga menjadi penghilang batas-batas budaya setiap menjadi sebuah istilah yang digunakan oleh Amerika untuk mempengaruhi negara-negara lain. Dimana menghasilkan fenomena sebagai substitusi budaya Amerika dengan budaya lain. Globalisasi ini memunculkan kekhawatiran akan keragaman budaya dunia, perilaku dunia barat khususnya Amerika seolah-seolah sedang melemparkan bom budaya terhadap masyarakat dunia. Dikenal sebagai negara adidaya, selain menguasai perekonomian dunia mereka pun berusaha untuk menghancurkan tradisi dan bahasa pribumi sehingga negara-negara berkembang tersebut menjadi dilema dalam menemukan identitas budaya nasionalnya. Misalnya industri perangkat keras dan lunak komunikasi global dimiliki oleh beberapa perusahaan transisional, terutama yang berbasis di Amerika Serikat. Contoh lain yang paling banyak dibicarakan misalnya adalah percampuran makanan, sebut saja dan Starbucks merupakan gerai makanan cepat saji Amerika yang mendunia. Imperialisme budaya merupakan hegemoni ekonomi, teknologi dan budaya dari negara-negara industri yang akhirnya menentukan arah kemajuan ekonomi, sosial, dan budaya dunia. Negara-negara barat mendominasi media dunia yang memiliki dampak besar pada negara-negara berkembang dengan cara memaksa mereka dengan ideologi barat, yang lambat laun justru akan menghancurkan budaya asli mereka. Negara barat memproduksi hampir semua industri media, seperti film, berita, dan musik. Kemudian negara-negara berkembang berperan sebagai konsumen; menjadi penonton media yang disajikan, berupa cara hidup, kepercayaan dan pemikiran ala barat dan kemudian mengadopsinya sehingga mampu merusak budaya asli mereka. Penguasaan teknologi inilah yang menjadi titik awal budaya barat bisa mendunia. Kebudayaan setiap negara cenderung mengarah pada globalisasi dan menjadi perdaban dunia sehingga melibatkan manusia secara menyeluruh. Globalisasi budaya juga didukung oleh adanya regionalisasi dan lokalisasi di pasar media. Misalnya dalam bidang hiburan massa melalui tayangan dari produk media sudah sangat terasa bermuara dari negara barat. Produk-produk media barat meningkatkan konsentrasi yang mendalam bagi budaya di luar Amerika dan Inggris, Dengan kecenderungan kearah regionalisasi dan lokalisasi konten media yang sesuai dengan prioritas budaya khalayak dan ketakukan pada dunia yang dihomogeniasasi budaya. Fakta-fakta tersebut membuktikan bahwa memang perkembangan teknologi sangat berpengaruh pada negara-negara berkembang. Pesatnya perkembangan teknologi informasi yang menjadi sarana pendukung difusi budaya yang juga memberikan alternatif hiburan yang lebih beragam bagi masyarakat dunia. Namun Amerikanisasi budaya yang sudah semakin luas dianggap menjadi sebuah kebenaran budaya oleh masyarakat dunia. Hal ini menjadi dampak negatif bagi bangsa manapun yang rakyatnya justru lebih mendewakan budaya barat, terlepas dari banyaknya kemajuan yang dirasakan namun jika tidak diimbangi dengan kemampuan pemilahan budaya yang benar tentu saja menjadi sebuah kerugian bagi negara maupun masyarakat itu sendiri. Hal ini sangat memungkinkan eksistensi budaya lokal dapat dipandang sebelah mata jika dibandingkan dengan budaya modern. Lalu ketika masyarakat tidak lagi tertarik, menikmati, apalagi sampai tidak mau melestarikan budaya adalah dampak terburuk yang akan terjadi karena budaya aslinya akan hilang tergerus perkembangan zaman. Akibatnya negara tidak lagi memiliki keberagaman budaya dan menjadi homogen akibat Amerikanisasi. Globaliasi di era millennial menjadi semakin tidak terkendali lagi, sehingga masyarakat harus mampu untuk beradaptasi dengannya. Untuk melakukan adaptasi diperlukan pengembangan-pengembangan yang bersifat global namun tetap mempertahankan kearifan lokal. Globalisasi budaya harus diantisipasi dengan memperkuat identitas budaya nasional, untuk itu negara-negara berkembang harus lebih memperkokoh dimensi budaya mereka dan memelihara nilai-nilai lurhurnya agar tidak digerus oleh budaya asing.***Daftar Pustaka Khisan Thissu, Communication Continuity and York Oxford University Press diolah dari berbagai sumber. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Tetapipornografi telah merusak moral banyak manusia di dunia dengan penggambaran-penggambaran yang tidak sehat dan tidak mendidik. Apa yang ditonjolkannya hanyalah hedonisme dan kekerasan. Inilah dampak globalisasi yang menyusup melalui komunikasi dan informasi di dunia maya yang melahirkan dewa baru bernama Eros.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Era globalisasi telah membawa dampak signifikan terhadap budaya di seluruh dunia. Globalisasi dapat diartikan sebagai proses integrasi dan interaksi antara berbagai negara dan masyarakat yang melintasi batas-batas geografis, politik, dan ekonomi. Dalam konteks ini, budaya tidak lagi terbatas pada wilayah geografis tertentu, melainkan menjadi sebuah fenomena yang terhubung secara global. Salah satu dampak utama dari globalisasi terhadap budaya adalah pertukaran ide, nilai, dan praktik budaya di antara masyarakat yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi komunikasi dan transportasi, yang memungkinkan informasi dan produk budaya untuk dengan mudah dipertukarkan secara global. Misalnya, melalui internet dan media sosial, individu dapat mengakses dan berinteraksi dengan budaya dari seluruh dunia, termasuk musik, film, literatur, dan tradisi itu, perdagangan internasional yang semakin meningkat juga telah membawa pengaruh budaya yang signifikan. Produk budaya seperti makanan, pakaian, dan barang- barang konsumsi lainnya dapat dengan mudah ditemukan di berbagai negara, sehingga mengubah pola hidup dan selera masyarakat setempat. Hal ini menciptakan perpaduan budaya yang unik, di mana elemen budaya asing dan lokal saling berdampingan dan saling mempengaruhi. Namun, meskipun globalisasi telah membawa manfaat dalam hal peningkatan pemahaman lintas budaya dan akses terhadap keberagaman budaya, juga ada tantangan yang dihadapi oleh budaya dalam era ini. Salah satunya adalah dominasi budaya global yang seragam, yang cenderung mengaburkan keunikan budaya lokal. Globalisasi ekonomi dan media massa yang kuat dapat menyebabkan homogenisasi budaya, dengan citra, nilai, dan tren yang serupa tersebar di berbagai belahan dunia. Selain itu, perubahan budaya yang cepat juga dapat menimbulkan resistensi dan ketegangan dalam masyarakat. Beberapa kelompok masyarakat berjuang untuk mempertahankan identitas budaya mereka dan melindungi warisan tradisional mereka dari pengaruh budaya asing. Perdebatan tentang pelestarian budaya versus adaptasi terhadap perubahan budaya global menjadi semakin kompleks dan konteks ini, penting bagi masyarakat untuk mengembangkan pendekatan yang seimbang terhadap budaya dalam era globalisasi. Menerima perubahan budaya yang dibawa oleh globalisasi tidak berarti mengorbankan identitas budaya sendiri. Sebaliknya, masyarakat dapat memelihara kekhasan budaya lokal sambil terbuka terhadap pengaruh baru yang dapat memperkaya dan melengkapi budaya mereka. Dialog, toleransi, dan kesadaran akan nilai-nilai budaya yang penting adalah kunci dalam menghadapi perubahan budaya dalam era globalisasi. Pertanyaan apakah masyarakat seharusnya menerima atau menolak perubahan budaya dalam era globalisasi merupakan perdebatan yang kompleks. Sudut pandang yang berbeda- beda dapat muncul tergantung pada konteks sosial, budaya, dan nilai-nilai yang yang mendukung penerimaan perubahan budaya dalam era globalisasi melihat manfaat dalam keberagaman budaya yang semakin luas. Menerima perubahan budaya dapat membuka pintu untuk pemahaman yang lebih baik antara masyarakat dari berbagai latar belakang. Pertukaran ide, nilai, dan praktik budaya dapat menghasilkan inovasi dan perkembangan yang kaya secara budaya. Penerimaan terhadap perubahan budaya juga dapat mempromosikan toleransi dan penghargaan terhadap keunikan setiap budaya. Namun, ada juga pendekatan yang lebih kritis dan cenderung menolak perubahan budaya dalam era globalisasi. Alasan di balik penolakan ini sering kali berakar pada kekhawatiran terhadap kehilangan identitas budaya lokal. Masyarakat yang menolak perubahan budaya mungkin merasa bahwa pengaruh budaya global dapat mengaburkan nilai-nilai dan tradisi mereka sendiri. Mereka berjuang untuk mempertahankan kekhasan budaya mereka dan melindungi warisan budaya yang mereka anggap juga argumen yang menyatakan bahwa pendekatan penerimaan atau penolakan perubahan budaya tidak harus bersifat biner. Masyarakat dapat mengadopsi pendekatan yang seimbang dalam menghadapi perubahan budaya dalam era globalisasi. Pendekatan ini mencakup upaya untuk menjaga kekhasan budaya lokal sambil terbuka terhadap pengaruh baru yang dapat memperkaya budaya tersebut. Ini melibatkan dialog antara budaya-budaya yang berbeda, pengakuan terhadap nilai-nilai budaya yang penting, dan penyesuaian yang bijaksana dalam menghadapi perubahan yang akhirnya, keputusan untuk menerima atau menolak perubahan budaya dalam era globalisasi adalah pilihan yang kompleks dan tergantung pada konteks masyarakat dan individu. Yang penting adalah untuk menghargai keberagaman budaya, mempromosikan dialog dan saling pengertian antara budaya-budaya yang berbeda, dan memastikan bahwa perubahan budaya terjadi dengan tetap menghormati dan melindungi kekhasan dan identitas budaya yang ada. Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Masuknyanilai budaya luar akan informasi mempermudah manusia menghilangkan nilai-nilai tradisi suatu bangsa dan identitas suatu bangsa. dalam berinteraksi. McDonalds memiliki 30.000 rumah makan di seluruh dunia dengan jumlah pengunjung rata-rata 17.000 orang per hari per rumah makan. Globalisasi di Bidang Teknologi Informasi dan

Globalisasi mempermudah akses informasi dan pertukaran budaya di seluruh dunia. Oleh karena itu, masyarakat dunia semakin terbuka terhadap berbagai informasi. Gejala sosial negatif yang tampak apabila masyarakat belum siap dengan kondisi tersebut adalah .... A. universalisme antarkelompok B. guncangan sosial budaya di berbagai bidang C. konsumerisme dan hedonisme meningkat D. tindak kriminalitas meningkat E. ancaman kerusakan lingkunganPembahasanGejala sosial negatif yang tampak apabila masyarakat belum siap dengan kondisi tersebut adalah guncangan sosial budaya di berbagai B-Jangan lupa komentar & sarannyaEmail nanangnurulhidayat terus OK! 😁

Adabanyak manfaat yang dapat diraih dari kehadiran internet ini. Namun perlu disadari pula internet juga mempunyai dampak negatif. Kebebasan informasi yang ditawarkan oleh internet harus bisa disaring sedemikian rupa sehingga tetap dapat memberikan manfaat secara maksimal. Peranan orang tua, guru dan pihak terkait dibutuhkan agar internet dalam pendidikan tetap di dalam koridornya.

Prosesglobalisasi dimulai dengan ekspedisi dari dunia barat (eropa) ke dunia di luar Barat lebih dari 500 tahun yang lalu. Ekspedisi ini dilkukan oleh Vasco da Gama dan Christopher Columbus dengan tujuan untuk berdagang, namun akhirnya keinginan untuk berdagang tersebut berubah tujuan menjadi kolonialisme.

5Kq3NmS. 427 453 495 211 285 229 212 394 440

globalisasi mempermudah akses informasi dan pertukaran budaya di seluruh dunia